Find

Kamis, 24 Mei 2012

Esterifikasi


BIODIESEL


    
PENDAHULUAN

Dalam mata kuliah proses industry kimia organic menitik beratkan pada konversi perubahan suatu bahan (raw material) menjadi produk yang berguna atau mempunyai nilai-tambah, serta produk tersebut dapat digunakan secara langsung oleh konsumen sebagai pengguna akhir dan produk tersebut disebut dengan produk-akhir, selain itu produk dari industri tersebut dapat juga digunakan sebagai bahan baku oleh industri lain, yang disebut juga sebagai produk-antara. Proses konversi ini berlangsung dengan proses kimia (unit proses) maupun proses fisika (unit operation). Salah satu konversi yang berlangsung melalui proses kimia yang dipelajari mahasiswa adalah esterifikasi.
1.1.       Definisi esterifikasi
Esterifikasi sendiri adalah reaksi pembentukan ester. Bisa dikatakan esterifikasi adalah reaksi antara asam organic atau anorganic dengan alkohol (ester dibentuk oleh kondensasi asam dan alkohol).
1.2.       Penggolongan esterifikasi
Penggolongan esterifikasi berdasarkan pada zat-zat yang ikut ambil bagian dalam proses esterifikasi :
1.1.1.      Esterifikasi alcohol + asam
            Dalam proses esterifikasi ini digunakan asam pekat supaya ionisasi H+ sukar. H pembentuk H2O berasal dari alcohol dan OH berasal dari asam.
1.1.2.      Esterifikasi turunan asam organic
            Terbagi menjadi 4 jenis:
a.      Asidolisa
Ester  +  Asam à Ester baru + Asam baru
b.      Interesterifikasi
Ester + Ester àEster baru + Ester baru
c.      Alkoholisa
Ester + Alkohol à  Ester baru + Alkohol baru
d.     Esterifikasi terhadap asam anhydride
Anhidrid + Alkohol   à    Ester  + Asam
1.1.3.      Esterifikasi terhadap senyawa tak jenuh
            Proses berlangsung secara adisi dan terbagi menjadi:
a.      Acethylene
b.      ketene
1.1.4.      Esterifikasi terhadap asam anorganik
Sejumlah ester dibuat berasal dari asam anorganik seperti nitrat, sulfon dan phosphor.
  

ESTERIFIKASI DALAM INDUSTRI

Esterifikasi dalam industry yang berkembang dengan pesat akhir-akhir ini adalah esterifikasi minyak nabati menjadi biodiesel. Bertambahnya jumlah populasi di dunia dan meningkatnya jenis kebutuhan manusia seiring dengan berkembangnya zaman, mengakibatkan kebutuhan akan energi semakin meningkat sehingga persediaan energi (khususnya energi dari bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui) semakin menipis, bahkan semakin lama akan habis. Untuk mengurangi ketergantungan pada sumber  bahan bakar fosil (minyak/gas bumi dan batu bara) sebagai sumber energi yang tidak terbarukan dengan segala permasalahannya, Bahan bakar fosil mempunyai banyak kelemahan dalam banyak segi terutama harga yang cenderung naik (price escalation) sebagai akibat dari faktor-faktor seperti berkurangnya cadangan sementara permintaan terus meningkat serta  dampak lingkungan yang ditimbulkan olehnya yang mana sangat berpengaruh terhadap pemanasan global (global warming). Indonesia dan beberapa negara kini berusaha untuk mencari sumber-sumber energi lainnya sebagai bahan bakar alternatif. Alternatif ini harus mengoptimalkan potensi sumber daya lokal supaya harganya lebih murah dan terjangkau.
2.1.            Sejarah Biodiesel
Transesterifikasi minyak sayur dilakukan pada awal 1853 oleh ilmuwan E. Duffy and J. Patrick, pada tahun sebelumnya mesin diesel ditemukan. Adalah mesin milik Rudolf Diesel's yang dijadikan model utama, sebuah mesin berukuran 10 ft (3 m) silinder besi dengan roda gaya pada bagian dasar, melaju pada saat pengoperasian pertama di Augsburg, Germany, 10 Agustus 1893. Mesin ini dijadikan prototipe Diesel's vision karena menggunakan tenaga minyak kacang tanah. Sebuah bahan bakar yang bukan termasuk biodiesel, karena tidak diproses secara transesterifikasi. Tetapi karena penggunaan petrodiesel dinilai lebih menguntungkan pada saat itu. Perkembangan biodiesel dari minyak nabati kurang berkembang.
Pada akhir tahun 1970-an minyak nabati di Eropa telah digunakan sebagai bahan bakar motor diesel menggantikan minyak solar. Namun karena masalah teknis yang sulit diatasi, sekalipun dengan memodifikasi motor yang akhirnya hanya menambah biaya, minyak nabati kemudian diolah menjadi biodiesel dan mulai dikembangkan sejak pertengahan tahun 1980-an. Terutama di Jerman dan Austria, biodiesel diproduksi dari minyak rapeseed. Akan tetapi, sampai pertengahan tahun 1990-an produksi biodiesel dari rapeseed di Jerman dinilai masih belum ekonomis. Tanpa subsidi dari pemerintah, biodiesel di Jerman tidak mampu bersaing dengan minyak solar (yang sebenarnya sudah dikenai pajak hampir 200%). Sejak itu, mulailah dikembangkan biodiesel dari minyak goreng jelantah (used frying oil) dan dari sisa lemak hewani.
Saat ini biodiesel dari minyak goreng jelantah telah di produksi di negara Eropa, Amerika dan Jepang. Biodiesel dari minyak goreng jelantah di Austria dikenal dengan nama AME (Altfett Methyl Ester), sedang di Jerman selain dikenal dengan AME juga mendapat nama Fritten diesel, sedangkan di Jepang dikenal dengan e-oil. Berikut dapat dilihat grafik presentase konsumsi biodiesel dunia.

Indonesia dengan keanekaragaman sumber daya alamnya memiliki potensi yang sangat tinggi dalam memenuhi pasokan biodiesel dunia. Dan sebagai penghasil minyak sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan produksi CPO sebesar 8 juta ton pada tahun 2002 dan akan menjadi penghasil CPO terbesar di dunia pada tahun 2012. Dengan mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku, teknologi pembuatan, dan independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka selayaknya potensi pengembangan biodiesel merupakan potensi pengembangan biodiesel sebagai suatu alternatif yang dapat dengan cepat diimplementasikan.
Meskin terkesan masih lambat tapi jelas terlihat upaya pemerintah dalam menangani sector industry biodiesel. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Rencana investasi industry biodiesel di Indonesia, 2007- 2008.
Perusahaan                             Kapasitas(MT/tahun)
EW Group                              120.000
Platinum Resin Industri         50.000
Indo Biofuels Energy             160.000
Energi Alternatif Industri      300
Ganesha Energy                     5.000
Wilmar Bioenergi                   700.000
Sumi Asih Group                   200.000
Musim Mas                             300.000
Multi Kimia                            5.000
Jumlah                                    1.540.300
Sumber: Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (2007).

2.2.            Spesifikasi biodiesel
Biodiesel berbentuk cairan berwarna kuning cerah sampai kuning kecoklatan. Biodiesel tidak dapat bercampur dengan air, mempunyai titik didih tinggi dan mepunyai tekanan uap yang rendah. biodiesel terdiri dari senyawa campuran methyl ester dari rantai panjang asam-asam lemak dari minyak tumbuh-tumbuhan yang memiliki flash point 150 °C (300 °F), density 0.88 g/cm³,dibawah density air. Biodiesel tidak memiliki senyawa toksik dan tidak mengandung sulfur serta biodegradable, sehingga penanganannya jauh lebih mudah dan lebih sederhana dibandingkan bahan solar minyak bumi. Dapat dilihat dengan lebih spesifik pada tabel berikut:

2.3.            Keuntungan menggunakan biodiesel diantaranya adalah :
a.    Merupakan sumber energy biodegradable dan ketersediaan bahan bakunya terjamin.
b.    Cetane number tinggi (bilangan yang menunjukkan ukuran baik tidaknya kualitas solar berdasar sifat kecepatan bakar dalam ruang bakar mesin).
c.    Memiliki viscositas tinggi sehingga mempunya sifat pelumasan yang lebih baik dari solar, hal ini dapat membantu memperpanjang umur mesin.
d.   Dapat diproduksi secara local dan skala kecil.
e.    Mempunyai kandungan sulfur yang rendah
f.     Menurunkan tingkat opasiti asap
g.    Menurunkan emisi gas buang
h.    Pencampuran dengan petroleum diesel mampu meningkatkan biodegrability petroleum diesel sampai 500%.
i.      Minyak nabati sebagai sumber bahan baku dapat dipenuhi oleh berbagai jenis tumbuhan.

2.4.        Proses pembuatan Biodiesel
Metil ester dapat dibuat dari minyak lemak nabati dengan reaksi esterifikasi atau transesterifikasi atau gabungan keduanya.
(i) Reaksi Esterifikasi
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endoterm, sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar. Temperatur untuk pemanasan tidak terlalu tinggi yaitu 55-60 oC (Kac, 2001). Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut :
        Asam lemak bebas               alkohol                               ester alkil                    air
Reaksi esterifikasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah reaksi transesterifikasi. Reaksi esterifikasi biasanya dilakukan  sebelum reaksi transesterifikasi jika minyak yang diumpankan mengandung asam lemak bebas tinggi (>0.5%). Dengan reaksi esterifikasi, kandungan asam lemak bebas dapat dihilangkan dan diperoleh tambahan ester.
 (ii) Reaksi Transesterifikasi
Reaksi Transesterifikasi sering disebut reaksi alkoholisis, yaitu reaksi antara trigliserida dengan alkohol menghasilkan ester dan gliserin. Alkohol yang sering digunakan adalah metanol, etanol, dan isopropanol. Berikut ini adalah tahap-tahap reaksi transesterifikasi :
                   trigliserida              alkohol                   digliserida                      ester 
                     digliserida            alkohol                       monogliserida            ester 
                  monogliserida         alkohol                         gliserin                    ester
 Secara keseluruhan reaksi transesterifikasi adalah sebagai berikut :
                    Trigliserida             3 (alkohol)                  gliserin              3 (ester)
Trigliserida bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan gliserin. Kedua produk reaksi ini membentuk dua fasa yang mudah dipisahkan. Fasa gliserin terletak dibawah dan fasa ester alkil diatas. Ester dapat dimurnikan lebih lanjut untuk memperoleh biodiesel yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, sedangkan gliserin dimurnikan sebagai produk samping pembuatan biodiesel. Gliserin merupakan senyawaan penting dalam industri. Gliserin banyak digunakan sebagai pelarut, bahan kosmetik, sabun cair, dan lain-lain.
 (iii) Flow chart proses pembuatan biodiesel
Proses diawalin dengan esterifikasi untuk menghilangkan asam lemak bebas sekaligus menambah perolehan biodiesel. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan dengan katalis homogen maupun heterogen. Esterifikasi dengan katalis homogen menghasilkan produk yang bersifat asam sehingga sebelum reaksi transesterifikasi, kelebihan asam ini harus dinetralkan terlebih dahulu. Penetralan dapat dilakukan dengan penambahan basa atau menggunakan resin penukar anion. Penetralan menggunakan basa menghasilkan garam yang dapat menjadi pengotor, hal ini tidak terjadi pada penetralan menggunakan penukar ion.
Reaksi esterifikasi menghasilkan produk samping berupa air.  Air harus dipisahkan sebelum reaksi transesterifikasi. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan penguapan atau menggunakan absorber.
Umpan masuk reaktor transesterifikasi berupa trigliserida, ester, dan pengotor. Trigliserida direaksikan dengan metanol menghasilkan ester dan gliserin. Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan dua tahap untuk mendapatkan konversi tinggi. Pada reaksi dua tahap, pemisahan gliserin dilakukan diantara kedua reaksi. Pemisahan gliserin ini berguna untuk menggeser kesetimbangan ke kanan sehingga konversinnya menjadi lebih tinggi.
Reaksi transesterifikasi menghasilkan produk samping berupa gliserin. Ester dan gliserin tidak saling larut sehingga dapat dipisahkan dengan dekantasi. Fasa ester dimurnikan lebih lanjut untuk mendapatkan biodiesel yang sesuai dengan standard mutu yang disyaratkan. Fasa ester masih mengandung pengotor-pengotor, seperti : sisa katalis, garam, metanol, dan pengotor lainnya. Pemurnian fasa ester alkil dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pencucian dengan air atau menggunakan penukar ion.

(iv) Contoh proses produksi esterifikasi
Salah satu factor keunggulan biodiesel, selain dapat diproses dalam skala industry besar juga dapat diproses dalam skala kecil/ industry kecil. Untuk mempermudah proses pemahaman dalam hal ini kami mengambil contoh pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel.
a.       Tambahkan bleaching earth ke dalam minyak jelantah sebanyak 5% dari berat minyak, kemudian aduk hingga merata. Tunggu  sekitar 1 jam hingga kotoran minyak jelantah mengendap, kemudian saring minyak jelantah dengan kertas saring. Fungsi darii bleaching earth adalah sebagai koagulan, sehingga kotoran mudah mengendap.
b.      Timbang NaOH padat sebanyak 1% dari berat minyak jelantah . NaOH berfungsi sebagai katalis reaksi trans esterifikasi.
c.       Ukur volume methanol yang akan digunakan sebesar 30% dari volume minyak jelantah.
d.      Reaksikan methanol dengan NaOH, dan diaduk hingga merata.
e.       Reaksikan methanol+NaOH dengan minyak jelantah dan dijaga suhunya sekitar 60-65 C selama 1 jam,aduk secara cepat dengan  menggunakan magnetic stirrer/mixer selama reaksi berlangsung agar reaksinya homogen. Suhu operasi  jangan sampai melebihi 70 C karena reaksi yang terjadi bukan lagi reaksi trans esterifikasi melainkan reaksi penyabunan.
f.         Setelah reaksi  terjadi akan terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas adalah Fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel, sedangkan lapisan bawah adalah gliserin. Pisahkan kedua lapisan dengan menggunakan corong pemisah.
g.        Cuci biodiesel dengan menggunakan air untuk menghilangkan ekses methanol, kemudian pisahkan di dalam corong pemisah.
2.5.            Tinjauan thermodinamika
Selama proses esterifikasi dan transesterifikasi reaksi berlangsung dalam kondisi endotherm. Karena membutuhkan panas dari luar, selama proses digunakan heater dan turbin pengaduk pada reactor.
2.6.            Tinjauan kinetika reaksi
      Asam lemak bebas dalam minyak lemak nabati direaksikan dengan basa membentuk sabun. Semua asam lemak bebas dikonversi menjadi sabun, sehingga minyak nabati yang masuk reaktor transesterifikasi bebas asam lemak bebas.
      Reaksi transesterifikasi dapat dilakukan satu tahap atau dua tahap, pada reaksi dua tahap dilakukan pemisahan gliserin di tengah-tengah reaksi, hal ini dilakukan agar kesetimbangan reaksi bergeser ke kanan, sehingga konversi yang diperoleh lebih tinggi.
      Katalis asam berguna untuk mempercepat reaksi
      Semakin tinggi suhu yang diterima akan semakin mempercepat reaksi. Tetapi batas suhu maksimum yang diperbolehkan hanya sampai 700C, sebab apabila suhu pada saat reaksi melebihi 700C. yang terbentuk bukan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi, melainkan reaksi penyabunan.

  
KESIMPULAN

Cara mengolah minyak nabati menjadi biodiesel melalui proses esterifikasi dan transesterifikasi. Proses tersebut selain menghasilkan metal ester/ biodiesel juga menghasilkan hasil sampingan glyiserin yang juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Alur proses bisa didahului dengan esterifikasi lalu transesterifikasi ataupun sebaliknya.
Produk yang dihasilkan yaitu biodiesel merupakan produk yang sangat menjanjikan dibandingkan dengan solar. Selain memiliki keunggulan lebih juga yang paling penting bahan bakar ini lbih ramah lingkungan. Hal ini sangat mengusung gerakan go green dan mengenai isu-isu lingkungan yang sedang digalakkan diseluruh dunia.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai penghasil biodiesel. Jika hal ini berhasil diimplementasikan dan diterapkan. Hal ini akan mampu menjadi salah satu pendongkrak ekonomi negara kita.


DAFTAR PUSTAKA

1.      Diktat Proses industry kimia organic, Dr,Ir, Ismiyati, MT, 2011.
2.      Pra perancangan pembuatan biodiesel berbahan baku limbah padatdan limbah cair kelapa sawit, Meutia Nurfahasdi, Universitas Sumatera Utara, 2009.
3.      Status pengembangan industry biodiesel September 2006, symposium Biodiesel Indonesia.
4.      Biodiesel, http://en.wikipedia.org, 05-05-2008
5.      Biodiesel, http://biodieselindonesia.com
6.      Gambaran sekilas industry kelapa sawit di Indonesia, www.kemenperin.go.id/.../Paket-Informasi-Komoditi-Minyak-Kelapa..
7.      Biodiesel, Prawito, http://chemical-engineer.digitalzones.com/biodiesel.html
8.      Esterifikasi, http://en.wikipedia.org/wiki/Esterification#Preparation
9.      Reaksi pengesteran (esterifikasi), http://www. Chem-Is-Try.Org

Elektrolit


Elektrolit
Tubuh kita ini adalahibarat suatu jaringan listrik yang begitu kompleks, didalamnya terdapatbeberapa ‘pembangkit’ lokal seperti jantung, otak dan ginjal. Juga ada‘rumah-rumah’ pelanggan berupa sel-sel otot. Untuk bisa mengalirkan listrik inidiperlukan ion-ion yang akan mengantarkan ‘perintah’ dari pembangkit kerumah-rumah pelanggan. Ion-ion ini disebut sebagai elektrolit. Ada dua tipeelektrolit yang ada dalam tubuh, yaitu kation (elektrolit yang bermuatanpositif) dan anion (elektrolit yang bermuatan negatif). Masing-masing tipeelektrolit ini saling bekerja sama mengantarkan impuls sesuai dengan yangdiinginkan atau dibutuhkan tubuh.
Beberapa contoh kationdalam tubuh adalah Natrium (Na+), Kaalium (K+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+). Sedangkan anion adalah Klorida (Cl-), HCO3-, HPO4-, SO4-. Dalam keadaan normal, kadar kation dan anion ini sama besarsehingga potensial listrik cairan tubuh bersifat netral. Pada cairan ektrasel(cairan diluar sel), kation utama adalah Na+ sedangkan anion utamanyaadalah Cl-.. Sedangkan di intrasel(di dalam sel) kation utamanya adalah kalium (K+).
Disamping sebagaipengantar aliran listrik, elektrolit juga mempunyai banyak manfaat, tergantungdari jenisnya. Contohnya :
§  Natrium     : fungsinya sebagai penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel.
§  Kalium       : fungsinyamempertahankan  membran potensial elektrik dalam tubuh.
§  Klorida      : fungsinya mempertahankantekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan keseimbangananion dan kation dalam cairan ekstrasel.
§  Kalsium     : fungsi utama kalsium adalahsebagai penggerak dari otot-otot, deposit utamanya berada di tulang dan gigi,apabila diperlukan, kalsium ini dapat berpindah ke dalam darah.
§  Magnesium : Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan,mengatur pergerakan Ca2+ ke dalam otot sertamemelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan pembuluh darah tubuh.
Tidak semua elektrolitakan kita bahas, hanya kalium dan natrium yang akan kita bahas. Ada dua macamkelainan elektrolit yang terjadi ; kadarnyaterlalu tinggi (hiper) dan kadarnya terlalu rendah (hipo). Peningkatan kadar konsentrasi Natrium dalam plasma darah ataudisebut hipernatremia akan mengakibatkankondisi tubuh terganggu seperti kejang akibat dari gangguan listrik di sarafdan otot tubuh. Natrium yang juga berfungsi mengikat air juga mengakibatkanmeningkatnya tekanan darah yang akan berbahaya bagi penderita yang sudahmenderita tekanan darah tinggi. Sumber natrium berada dalam konsumsi makanansehari-hari kita; garam, sayur-sayuran dan buah-buahan banyak mengandungelektrolit termasuk natrium.
Banyak kondisi yangmengakibatkan meningkatnya kadar natrium dalam plasma darah. Kondisidehidrasi  akibat kurang minum air, diare, muntah-muntah, olahraga berat,sauna menyebabkan tubuh kehilangan banyak air sehingga darah menjadi lebihpekat dan kadar natrium secara relatif juga meningkat. Adanya gangguan ginjalseperti pada penderita Diabetes dan Hipertensi juga menyebabkan tubuh tidakbisa membuang natrium yang berlebihan dalam darah. Makan garam berlebihan sertapenyakit yang menyebabkan peningkatan berkemih (kencing) juga meningkatkankadar natrium dalam darah.
Sedangkan hiponatremia atau menurunnya kadar natrium dalam darah dapat disebabkan olehkurangnya diet makanan yang mengandung natrium, sedang menjalankan terapidengan obat diuretik (mengeluarkan air kencing dan elektrolit), terapi inibiasanya diberikan dokter kepada penderita hipertensi dan jantung, terutamayang disertai bengkak akibat tertimbunnya cairan. Muntah-muntah yang lama danhebat juga dapat menurunkan kadar natrium darah, diare apabila akut memangdapat menyebabkan hipernatremia tapi apabila berlangsung lama dapat mengakibatkanhiponatremia, kondisi darah yang terlalu asam (asidosis) baik karena gangguanginjal maupun kondisi lain misalnya diabetes juga dapat menjadi penyebabhiponatremia. Akibat dari hiponatremia sendiri relatif sama dengan kondisihipernatremia, seperti kejang, gangguan otot dan gangguan syaraf.
Disamping natrium,elektrolit lain yang penting adalah kalium. Fungsi kalium sendiri mirip dengannatrium, karena kedua elektrolit ini ibarat kunci dan anak kunci yang salingbekerja sama baik dalam mengatur keseimbangan osmosis sel, aktivitas saraf danotot serta keseimbangan asam – basa.
Kondisi hiperkalemia atau meningkatnya kadar kalium dalam darah menyebabkan gangguanirama jantung hingga berhentinya denyut jantung, Kondisi ini merupakankegawatdaruratan yang harus segera diatasi karena mengancam jiwa. Beberapa halyang menjadi penyebab meningkatnya kadar kalium adalah pemberian infus yangmengandung kalium, dehidrasi, luka bakar berat, kenjang, meningkatnya kadarleukosit darah, gagal ginjal, serangan jantung dan meningkatnya keasaman darahkarena diabetes. Keadaan hiperkalemia ini biasanya diketahui dari keluhanberdebar akibat detak jantung yang tidak teratur, yang apabila dilakukanpemeriksaan rekam jantung menunjukkan gambaran yang khas.
Kondisi yang berkebalikanterjadi pada hipokalemia,penderita biasanya mengeluhkan badannya lemas dan tak bertenaga. Hal initerjadi mengingat fungsi  kalium dalam menghantarkan aliran saraf di ototmaupun tempat lain. Penyebab hipokalemia lebih bervariasi, penurunan konsumsikalium akibat kelaparan yang lama dan pasca operasi yang tidak mendapatkancairan mengandung kalium secara cukup adalah penyebab hipokalemia. Terapiinsulin pada diabet dengan hiperglikemia, pengambilan glukosa darah ke dalamsel serta kondisi darah yang basa (alkalosis) menyebabkan kalim berpindah dariluar sel (darah) ke dalam sel-sel tubuh.Akibatnya kalium dalam darah menjadimenurun.
Kehilangan cairan tubuhyang mengandung kalium seperti muntah berlebih, diare, terapi diuretik,obat-obatan, dan beberapa penyakit seperti gangguan ginjal dan sindroma Cushing(penyakit akibat gangguan hormon) ju7ga menyebabkan penurunan kalium dalamdarah. Penanganan kondisi hipokalemia adalah dengan mengkonsumsi makanan yangmengandung kalium tinggi seperti buah-buahan, mengobati penyakit penyebabnyadan apabila kadar kalium darah rendah sekali dapat dikoreksi dengan memasukkankalium melalui infus.

Rabu, 23 Mei 2012

Cystatin C



Apa yang diuji? 

Cystatin C merupakan sebuah inhibitor cysteinproteinase, sebuah molekul kecil yang dihasilkan oleh sel-sel berinti (sel-selyang memiliki material genetik pada pusatnya, yang kebanyakan merupakan seltubuh). Cystatin C dihasilkan dan dimusnahkan dengan laju konstan dan ditemukanpada berbagai cairan tubuh seperti darah, cairan spinal, dan air ASI. 
    
Cystatin C disaring dari  oleh glomeruli,yang merupakan kelompok-kelompok pembuluh darah kecil dalam ginjal yangmemungkinkan air, zat-zat terlarut dan limbah melewati dindingnya disampingmenyaring sel-sel darah dan protein-protein yang lebih besar. Yang melewatidinding glomerulus membentuk sebuah cairan filtrat. Tubuh kemudian menyerapulang Cystatin C, glukosa, da beberapa zat lain dari filtrat, disampingmembiarkan zat-zat lain dibawa bersama cairan ke kandung kemih dan padaakhirnya keluar dari tubuh bersama urin. Cystatin C yang diserap ulang ketikafiltrat glomerular terbentuk kemudian diurai dan tidak dikembalikan ke darah.Pada saat laju pembentukan filtrat cairan berkurang, yang menandakan fungsiginjal menurun, kadar zat-zat dalam darah yang dikeluarkan (seperti Cystatin C)meningkat dan merupakan indikasi tentang seberapa baik ginjal seorang pasienberfungsi. 
    

Uji Cystatin C telah digunakan sebagai salahsatu metode untuk mengevaluasi  fungsi ginjal. Protein ini tidakdipengaruhi oleh massa tulang, jender, usia, atau ras, berbeda dengankreatinin. Ketika ginjal berfungsi normal, konsentrasi Cystatin C dalam darahstabil. Tetapi ketika fungsi ginjal terganggu, konsentrasinya mulai meningkat.Peningkatan terhadap ketika GFR menurun dan sering dapat dideteksi sebelum adapenurunan GFR yang dapat diukur. Meskipun banyak data dan literatur yangmendukung penggunaan Cystatin C, namun masih ada beberapa ketidakpastiantentang kapan dan bagaimana harus digunakan. 

Bagaimana sampel diambil untuk pengujian?
    
Sampel darah diambil dengan menusukkan sebuahjarum ke dalam vena dalam lengan. 

Bagaimana digunakan?
    
Cystatin C bisa digunakan sebagai alternatifuntuk menggantikan kreatinin dan pembersihan kreatinin untuk menscreening danmemantau disfungsi ginjal pada pasien-pasien yang diketahui atau didugamengalami penyakit ginjal. Ini khususnya bermanfaat pada kasus-kasus dimanapengukuran kreatinin tidak memungkinkan: misalnya pada pasien yang mengalamisirosis hati, pasien yang sangat gemuk, kurang gizi atau memiliki massa tulang yangberkurang. Pengukuran Cystatin C juga bisa bermanfaat dalam pendeteksianpenyakit ginjal secara dini ketika parameter-parameter lain masih normal,khususnya pada lansia. 
    
Para peneliti sedang menyelidiki kegunaan laindari Cystatin C, dan alasan-alasan penganjurannya akan terus meningkat dariwaktu ke waktu. Disamping disfungsi ginjal, cystatin C juga terkait denganrisiko penyakit kardiovaskular yang meningkat dan gagal jantung pada orangdewasa tua. 

Kapan diindikasikan?
    
Cystatin C semakin diterima karenapenelitian-penelitian telah menguatkan dan menemukan manfaatnya, khususnyasebagai penanda penyakit ginjal kronis yang sensitif. Ini bisa diindikasikanketika seorang pasien memiliki penyakit yang diketahui atau diduga yangmempengaruhi atau berpotensi mempengaruhi fungsi ginjal dan dengan demikianmengurangi GFR. Kehilangan fungsi ginjal secara dini (sering disebut sebagaipenyakit pra-klinis) mungkin tidak menyebabkan peningkatan kadar kreatinin atautanda-tanda gangguan lainnya. Ketika seorang dokter tidak puas dengan hasil ujilain seperti kreatinin, eGFR, atau pembersihan kreatinin, dia bisamengindikasikan Cystatin C. Seorang dokter bisa mengindikasikan Cystatin Cketika dia ingin memeriksa disfungsi ginjal dini, khususnya pada orang tua,dan/atau ketika dokter ingin memantau gangguan yang diketahui dari waktu kewaktu. 
    
Para peneliti berharap dapat mempelajari lebihbanyak tentang Cystatin C sebagai sebuah indikator risiko gagal jantung dankematian, khususnya pada pasien tua. Dalam hal ini, uji ini bisa terbuktibermanfaat pada saat ketika seorang pasien berisiko meningkat untuk mengalamimasalah jantung. Sebagai contoh, uji ini bisa diindikasikan sebagai bagian dariscreening pra-operatif, sebelum memberikan resep obat tertentu, atau sebelummelakukan scan-scan yang menggunakan zat-warna intravena. 

Apa arti dari hasil tes? 
    
Peningkatan Cystatin C serum berkaitan denganGFR yang menurun sehingga terkait dengan disfungsi ginjal. Karena Cystatin Cdihasilkan dalam tubuh dengan laju konstan dan dihilangkan melalui filtrasiglomerular (dan selanjutnya diserap ulang dan diuraikan pada bagian ginjal yanglain), dia akan tetap dalam kadar normal dalam darah jika ginjal bekerja secaraefisien dan GFR normal. Konsentrasi Cystatin C tidak dipengaruhi oleh jender,usia atau ras. Cystatin C juga tidak umumnya dipengaruhi oleh kebanyakan obat,infeksi, diet atau inflamasi. Kadar Cystatin C bisa dipengaruhi oleh beberapaobat: kortikosteroid bisa meningkatkan kadarnya sedangkan siklosporin bisamengurangi kadarnya. Tanpa adanya penyakit ginjal, kadar Cystatin C bisameningkat pada penyakit rematik dan pada penyakit maligna, walaupun tidakdipengaruhi oleh beban tumor (jumlah kanker yang dimiliki seseorang). 
    
Penelitian-penelitian terbaru menunjukkanbahwa kadar Cystatin C juga bisa menunjukkan risiko penyakit jantung yangmeningkat, gagal jantung, stroke dan mortalitas. 

Apakah ada hal lain yang perlu diketahui?
    
Cystatin C terkait dengan hiperhomocysteinemia(sering ditemukan pada pasien transplan ginjal), dan telah terbukti meningkatseiring dengan peningkatan penyakit hati. Sekurang-kurangnya ada satupenelitian yang membandingkan kadar Cystatin C pada serum dengan yang ditemukanpada efusi pleural (cairan yang menumpuk dalam paru-paru pada berbagai kondisi)untuk membantu menentukan penyebab efusi. Hubungan-hubungan ini bisa bermanfaatsecara klinis dan bisa juga tidak.

Homoecystein

Latar belakang
Pengenalan

 Vincent du Vigneaud
Homosistein (HCY), asam aminosulphurcontaining, pertama kali diisolasi dari batu kandung kemih pada tahun1933 oleh Vincent du Vigneaud yang kemudian menerima Hadiah Nobel dalam bidangkimia pada tahun 1955.
Pada tahun 1969, Dr Kilmer McCully, ahli patologi Harvard, menerbitkan sebuahmakalah dalam American Journal of Pathology, menggambarkan patologi pembuluhdarah pada pasien yang menderita homocystinuria, menunjukkan untuk pertamakalinya bahwa HCY tinggi adalah penyebab kemungkinan prematur penyakit pembuluhdarah. Dr McCully ditemui dua anak dengan gangguan genetik yang disebuthomocystinuria. Pada pasien dengan gangguan ini, HCY hadir dalam darahdalam jumlah berlebih dan diekskresikan dalam urin. Secara mencolok,anak-anak, salah satunya seorang anak hanya 2 bulan, memiliki stadium lanjutarteriosklerosis yang mirip yang terlihat pada orang dewasa dengan penyakitkardiovaskular maju. Pasien-pasien muda juga memiliki tingkat yang sangattinggi HCY dalam darah dan urin dan tidak ada deposito lemak dalam plakpembuluh darah mereka. Otopsi jaringan tubuh dari seorang anak 8 tahunhomocystinuria tua yang meninggal karena stroke tampak persis seperti yangdimiliki pria lanjut usia dengan arteriosclerosis.

 Kilmer McCully
pengamatan yang dipimpin Dr McCully untukberhipotesis bahwa kondisi ini bisa menjadi akibat langsung dari paparantingkat yang lebih tinggi HCY dalam darah beredar. Namun, hipotesis initidak diterima oleh komunitas medis sampai akhir 1980-an ketika pengamatanserupa dikonfirmasi oleh dokter Eropa.
Pada 1990-an, ledakan studi meneliti hipotesis ini telah membawa HCY danperannya sebagai faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular menjadi cahayabaru. Hari ini, diterima secara luas bahwa tingkat yang lebih tinggi HCY(> 15 umol / L) merupakan faktor risiko independen untuk penyakitjantung. Studi terbaru juga menunjukkan korelasi yang kuat antara tingkatHCY tinggi dan penyakit seperti diabetes, Alzheimer, osteoporosis, dan gagalginjal. Data penelitian Semakin banyak mulai bergabung menjadi konsensusbahwa HCY merupakan indikator penting untuk status kesehatan secarakeseluruhan.Profesor Per-Magne Ueland, seorang ilmuwan terkemuka dalampenelitian HCY dari University of Bergen / Haukeland Rumah Sakit, Norwegia,menyatakan: "HCY sebenarnya ukuran kesehatan. Ada koneksi yang luarbiasa antara jumlah HCY dan keadaan umum pasien kesehatan. Nilai HCYmerupakan indikator bagi kesehatan dan non kesehatan
faktor-faktor
·                    seperti,
·                    olahraga,
·                    merokok,
·                    minum kopi,
·                     kolesterol,
·                    vitamin,
·                    dll "

Apa HCY?
HCY adalah asam amino yang mengandung sulfur dengan berat molekul 135,2Dalton. HCY tidak terkandung dalam protein atau DNA, tetapi merupakanperantara metabolisme berasal dari belerang esensial yang mengandung asam amino,metionin.
 Metode
Bagaimana HCY Diuji?
Pasien serum atau plasma sampel yang digunakan dalam pengujian tHcy. Dalampengujian, serum atau plasma pertama diireaksikan dengan zat pereduksi yangmengubah semua spesies HCY ke dalam bentuk tereduksi yang diukur baik secaralangsung atau setelah derivatisasi. Saat ini, ada tiga metode uji tHcyutama yang tersedia untuk laboratorium klinis. Mereka termasuk:
1. Metode Kromatografi
2. Metode Immunoassay
3. Metode
Enzyme cycling

Metode kromatografi atau HPLC methodbased tHcy tes dikembangkan pada awal1980-an, dan terutama digunakan di laboratorium penelitian.
Tes tHcy Immunoassay berbasis dikembangkan pada pertengahan tahun 1990, dantelah otomatis untuk instrumen immunoassay khusus.
Teknologi terbaru dalam pengujian tHcy adalah metode CYCLE berbasis enzim yangtelah dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Metode cycling enzimdapat digunakan pada setiap penganalisis kimia otomatis klinis, dan dengancepat menjadi metode yang disukai untuk laboratorium klinis.


Bagaimana metode ini bekerja?
1. Kromatografi Metode:
Uji kromatografi biasanya menggunakan sebuah analisa HPLC atau asam amino danpertukaran kolom ion untuk memisahkan molekul HCY diderivatisasi berdasarkanwaktu retensi. Kuantifikasi ini dilakukan dengan membandingkan luas puncakHCY dengan luas puncak standar HCY yang dielusi pada waktu retensi yangsama. Setiap uji HPLC membutuhkan 10-30 menit. HPLC pengujianhanya dapat dijalankan secara berurutan, dan tidak cocok untuk mengujisejumlah besar sampel. Ini sering membutuhkan staf ahli dan merupakanpadat karya, rendah-throughput metode uji.
2. Immunoassay Metode:
Para immunoassay yang dikembangkan oleh Axis-Shield didasarkan pada pengikatanspesifik antibodi terhadap produk homosistein enzim konversi, SAH.Ini adalahuji kompetisi untuk mengikat antara SAH dari sampel serum dan dari pelacak yangditandai dengan kromofor neon. Deteksi ini didasarkan pada perubahan dalampolarisasi neon dari perunut setelah mengikat antibodi . Kuantifikasi inidicapai melalui pembangunan sebuah kurva standar dengan konsentrasi dikenalbeberapa kalibrator HCY.

3. 
Enzyme cycling Metode
Enzyme cycling berbasis tHcy enzim adalah metode terbaru dan memanfaatkan teknik Enzyme cycling untuk memperkuat sinyal deteksi yang meningkatkan kepekaanassay. Dalam uji tersebut, protein terikat HCY atau teroksidasi HCY yangpertama dikurangi menjadi HCY gratis. Selanjutnya, HCY bebas diubahmenjadi metionin oleh enzim HCY methyltransferase menggunakan SAM sebagai donormetil atau co-substrat. Reaksi transmetilasi mengubah co-substrat SAMuntuk SAH (co-substrat produk konversi) yang kemudian segera hydrolzyed ke HCYdan Adenosin (Ado) oleh hidrolase SAH enzim. Para HCY demikian dihasilkandari SAM memasuki Gambar 18 22 ke dalam reaksi konversi HCY dikatalisis olehHCY methyltransferase untuk membentuk sebuah siklus konversi HCY denganakumulasi seiring Ado yang terdeteksi melalui reaksi NAD / NADH enzim ditambahpada 340 nm. 
 TestHcy enzimatik adalah sistem pengujian homogen yang terdiri dari 2 atau 3Reagen stabil cair. Tes ini sepenuhnya otomatis dan adalah sebagai userfriendly ALT konvensional dan tes AST. enzim tes tHcy menggunakanserum atau sampel plasma kurang dari 20 uL dan prosedur uji keseluruhanhanya memakan waktu 10 menit untuk baik reagen 2-atau 3-reagen instrumensistem.

Apa keuntungan dan kekurangan dari metode uji tHcy?
Ada perbedaan yang signifikan antara metode pengujian tHcy termasuk presisi,kecepatan, dan biaya.Metode HPLC memberikan presisi yang lebih baik atas metodeimmunoassay, tetapi membutuhkan sampel pengguna pra-perawatan langkah, dankarena itu lebih laborintensive. Metode ini tidak banyak digunakan dilaboratorium klinik yang besar.

Metode Immunoassay, meskipun otomatis, memerlukan instrumen khusus yang dapatmenangani lebih dari 4 reagen per tes dan sistem deteksi khusus sepertipolarisasi neon (FP). Sejak uji melibatkan 4 atau lebih reagen, danbeberapa langkah, itu lebih mahal, dan memakan waktu 30-45 menit pertes. Ketepatan immunoassay sering lebih rendah dibandingkan dengan HPLCatau tes enzimatik.
Tes bersepeda enzim menggunakan reagen lebih sedikit dan lebih cepat pada basisper-test, dan karena itu lebih murah. Tidak memerlukan sampelpra-perawatan dan instrumen khusus dan dapat digunakan pada setiap otomatisanalisa kimia utama klinis. Ini adalah metode yang disukai, terutama bagimereka laboratorium secara rutin menguji sejumlah besar sampel.
Homosistein di Kedokteran Klinis
Siapa yang Harus Diuji?

HCY tinggi tidak hanyamerupakan faktor risiko independen untuk penyakit jantung, tetapi jugaberinteraksi sinergis dengan faktor risiko klasik seperti merokok, diabeteshipertensi, dan hiperlipidemia. Oleh karena itu, identifikasi pasienhyperhomocysteinemic dengan risiko tinggi penyakit vaskular adalah penting.
Pasien memiliki indikasi penyakit yang terdaftar pada Tabel 4 yangdirekomendasikan memiliki tingkat tHcy mereka diuji.

Bagaimana HCY Penyebab Penyakit Vaskular?
Mekanisme yang tepat di mana HCY tinggi menyebabkan aterosklerosis masih belumjelas. Namun, hipotesis berikut telah diusulkan:
1. Langsung beracun efek yang merusak lapisan sel dalam pembuluh darah.
2. Meningkatkan peradangan vaskular.
3. Mempercepat oksidasi low-density lipoprotein (LDL).
4. Sinergis efek dengan faktor risiko lainnya.

HCY Menurunkan Terapi
Meskipun tidak ada jawaban yang meyakinkan pada apakah menurunkan kadar plasmatHcy mengurangi risiko perkembangan penyakit kardiovaskular, berbagai skalabesar uji klinis untuk mengatasi kemanjuran menggunakan vitamin sebagai saranauntuk menurunkan HCY dalam pengobatan penyakit kardiovaskular sedangberlangsung di berbagai negara. HCY Menurunkan Terapi 28 Gambar 22
Raymond Meleady dan Ian Graham, dua ilmuwan terkemuka dalam penelitian HCY,merekomendasikan bahwa: "Sambil menunggu hasil uji coba ini, mungkin sudahada bukti yang cukup untuk meresepkan penurun homosistein terapi dalam matapelajaran yang dianggap memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular."

Telah mapan bahwa vitamin B12 dan folat efektif dalam menurunkan kadar plasmatHcy. Ward, M., dkk, (QJM, 1997, 90: 519-24). Melakukan studi HCYmenurunkan pada 30 sukarelawan pria sehat menggunakan dosis rendah asam folatuntuk berbagai periode waktu (6-14 minggu). Kemanjuran menurunkan tHcytergantung pada tingkat awal tHcy.Orang dengan tingkat tinggi tHcy awal akanmemiliki persentase lebih tinggi pengurangan tHcy dari pengurangan merekadengan tingkat awal rendah tHcy.Tingkat tHcy akhirnya akan kembali ke tingkatawal ketika vitamin pengobatan dihentikan.

Hasil serupa telah diamati dalam studi oleh Ubbink dkk. Rata-rata, asupanharian 0,65 mg asam folat menunjukkan HCY sama menurunkan efek dibandingkandengan kombinasi asam folat (0,65 mg), vitamin B6 (10 mg) dan vitamin B12 (0,4mg). Pengurangan rata-rata adalah 42 dan 50%

Secara umum, rejimen berikut terapi menurunkan tHcy harus efektif untuk pasienhomocysteinemia paling moderat atau ringan.
• Asam folat 400-800 mg / hari
• B12 500 mg / hari
• B6 25-100 mg / hari
Diperkirakan bahwa pada populasi yang khas Barat, suplementasi dengan kombinasi0,5-5 mg asam folat dan sekitar 0,5 mg vitamin B12 sehari-hari akan mengurangikonsentrasi darah tHcy sekitar seperempat sampai sepertiga.
Baru-baru ini, Ward, dkk., Melakukan meta-analisis dari 72 penelitian untukmenguji apakah hubungan antara konsentrasi serum tHcy dengan penyakit jantungiskemik, trombosis vena dalam dan emboli paru, dan stroke adalahkausal. Para penulis menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antaratHcy dan tiga penyakit kardiovaskular. Menurut penulis, ini meta-analisismemberikan bukti kuat untuk hipotesis bahwa hubungan antara tHcy dan penyakitjantung adalah kausal.
Para penulis memperkirakan bahwa menurunkan konsentrasi homosistein oleh 3 umol/ L akan mengurangi risiko penyakit jantung iskemik sebesar 16%, trombosis venadalam sebesar 25%, dan stroke hingga 24%.

Sepotong besar bukti membuktikan hubungan sebab akibat antara tHcy tinggi danpenyakit jantung dan stroke berasal dari penelitian pemerintah yang dilakukanoleh Dr Quanhe Yang, seorang ahli epidemiologi di US Centers for DiseaseControl and Prevention. Penelitian yang diterbitkan dalam Circulation(Yang, T., et al 2006, 1335-1343), dibandingkan angka kematian penyakit strokedan serangan jantung sebelum dan setelah fortifikasi asam folat. ProgramAS fortifikasi asam folat dimulai pada tahun 1996 untuk mencegah cacatlahir.Penelitian pemerintah menemukan bahwa program ini juga tampaknya memilikiefek yang mencolok terhadap penyakit kardiovaskular, mencegah suatu 48.000kematian diperkirakan satu tahun dari stroke dan serangan jantung.
Dari tahun 1990 sampai 2001, ada hampir 26 juta kematian di antara orangAmerika di atas usia 40 tahun, termasuk 8,2 juta karena penyakit jantung dan3,2 juta karena stroke.
Setelah dimulainya program fortifikasi asam folat, kematian stroke menurundrastis. Sebelum tahun 1997, angka kematian stroke menurun sekitar 1persen per tahun. Penurunan ini telah dipercepat hingga hampir 5 persenper tahun sejak. Penurunan ini terutama curam antara manusia hitam, jatuh7 persen setahun setelah dimulainya program.
Secara keseluruhan, para peneliti memperkirakan bahwa fortifikasi asam folatmenyebabkan 31.000 kematian lebih sedikit dari stroke dan 17.000 akibatpenyakit jantung setiap tahun 1998-2001.
Klinis Aksi
Tindakan klinis yang diusulkan adalah untuk memeriksa tingkat tHcy dan mematuhisaran dokter untuk pengobatan jika tHcy menurunkan tingkat tHcy adalah> 15umol / L. tingkat tHcy dapat diturunkan dengan berbagai HCY agen penuruntermasuk vitimins B, betaine, dan N-asetilsistein. Perubahan gaya hidupjuga dapat membantu untuk menurunkan tingkat tHcy (Danker dkk Aging Clin ExpRes 2004, 16:.... 437-442). Disarankan bahwa setiap pasien berkonsultasidengan dokter masing-masing untuk spesifik tHcy penurun pengobatan.

Homosistein dan Penyakit Kardiovaskular
Ada bukti klinis dipelajari bahwa tHcy tinggi merupakan faktor risikoindependen untuk perkembangan penyakit kardiovaskular. Meta-analisis daristudi klinis telah menetapkan bahwa peningkatan 5 umol / L dalam tHcy setaradengan sekitar 20 mg / dL peningkatan kadar kolesterol total. Banyakpenelitian telah menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat tHcy danaterosklerosis bahkan lebih kuat dari hubungan antara aterosklerosis dankolesterol. Sebuah korelasi yang tergantung dosis antara tHcy dan risikokardiovaskular telah ditetapkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5 dan 6dari Studi Framingham, N. Engl J Med. (1995), 232, 268-91. Penelitiantelah menunjukkan bahwa risiko penyakit kardiovaskular dua kali lipat dengan peningkatan5 umol / L plasma tHcy.

 Perspektif studi telah menunjukkan bahwa tingkat tHcy merupakan indikatorkuat dari kematian terkait kardiovaskular (Gambar 7). Nygard, dkk, (N.EnglJ. 337:. 230-6, 1997)., Menemukan bahwa rasio kematian dua kali lipat ketikaplasma tingkat tHcy dua kali lebih tinggi

Boushey, dkk., Melakukan meta-analisis dari 27 studi klinis, dan merangkumhasil odds ratio antara tHcy tinggi dan perkembangan penyakit pembuluh darah
 Meta-analisis dari 27 studi klinis
HCY juga memprediksi hasil akhir dari tingkat kelangsungan hidup dari kejadiankoroner seperti yang dijelaskan dalam temuan oleh Schnyder, dkk. (J. AmColl Cardiol 2002, 20:... 40 (10), 1769-1776). Studi ini diikuti 549pasien selama 58 minggu setelah angioplasti koroner sukses. Sepertiditunjukkan pada Gambar 8, persentase kelangsungan hidup acara bebas timbalbalik adalah sebanding dengan tingkat plasma tHcy. Artinya, semakin tinggitingkat tHcy, semakin rendah tingkat kelangsungan hidup.

HCY adalah prediktor kuat kekambuhan stroke iskemik. Boysen, dkk.,Mempelajari hubungan antara HCY dan stroke. Mereka menyelidiki apakah HCYjumlah tinggi diukur dalam waktu 24 jam dari stroke akut adalah faktor risikoindependen untuk stroke berulang. Mereka menemukan bahwa HCY serum secarasignifikan lebih tinggi pada 105 pasien yang mengalami stroke berulang selamamasa tindak lanjut dibandingkan pada pasien tanpa kambuh. Mean geometrikadalah 13,4 vs 11,8
Interaksi HCY dengan Faktor Risiko Klasik
Graham, dkk, (1997). Meneliti interaksi antara tHcy tinggi dan klasik(konvensional) faktor risiko dalam studi multi-pusat Eropa kasus-kontrol yangmelibatkan 750 kasus penyakit vaskular aterosklerotik (jantung, otak, danperifer) dan 800 kontrol dari kedua jenis kelamin lebih muda dari 60 tahun.
Studi ini menemukan bahwa tingkat puasa peningkatan tHcy menunjukkansupra-aditif efek pada risiko di kedua mata pelajaran perokok dan hipertensi,terutama pada wanita. Para penulis menyimpulkan bahwa tingkat plasma tHcymeningkat menganugerahkan risiko independen penyakit pembuluh darah yang samadengan merokok atau hiperlipidemia. Efek sinergis pada risiko yang diamatiantara tHcy tinggi dan merokok dan hipertensi, masing-masing.

HCY dan Hati Panel Penyakit Uji
Anehnya, kematian 30% berhubungan dengan penyakit kardiovaskular (CVD) terjadipada orang tanpa faktor risiko konvensional seperti HDL, LDL, hipertensi,merokok, dan obesitas. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 15, faktor risikokonvensional tidak memperhitungkan semua kematian akibat CVD.

Baru-baru ini, tiga faktor risiko baru untuk penyakit jantung munculmenjanjikan sebagai faktor risiko independen dalam memprediksi perkembangan keCVD.Mereka meningkatkan tingkat HCY, lipoprotein (Lp [a]), dan C-reactiveprotein (CRP). Faktor-faktor risiko baru, dalam kombinasi dengan HDLkonvensional dan analisis LDL, membentuk profil risiko baru dan panel pengujianbaru yang menawarkan nilai yang lebih baik diagnostik untuk CVD (KlinisLaboratorium berita, Oktober 2000)
Rekomendasi dari American Heart Association
Ada tiga indikasi utama untuk menentukan tHcy:
1. untuk mendiagnosa homocystinuria
2. untuk mengidentifikasi individu dengan atau berisiko mengalamidefisiensi B12 dan folat, dan
3. untuk menilai tHcy sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung danpenyakit lainnya
Saat ini, HCY skrining pada populasi yang tidak dipilih tidakdianjurkan. Namun, ada konsensus yang berkembang bahwa HCY pengukurandalam pasien berisiko tinggi dan saudara mereka dianjurkan. Apalagi, testHCY dianjurkan untuk menilai profil risiko total pasien dengan penyakit jantungyang nyata.
Sehubungan dengan penyakit kardiovaskular, Komite Gizi dari American HeartAssociation mengeluarkan pernyataan pada tahun 1999 mengenai pengujianHCY. Ini menyatakan sebagai berikut:
"... Pendekatan yang masuk akal adalah untuk menentukan kadar homosisteinpuasa di" pasien berisiko tinggi ", yaitu, pada mereka dengan riwayatkeluarga yang kuat untuk aterosklerosis prematur atau dengan penyakit oklusiarteri, terutama dengan tidak adanya faktor risiko lain, serta sepertipada anggota keluarganya. Kondisi lain yang mungkin terkait denganhomosistein tinggi adalah usia lanjut, hipotiroidisme, gangguan fungsi ginjal,lupus eritematosus sistemik, dan obat tertentu, misalnya, asam nikotinat,paparan nitrous oxide, teofilin, methotrexate, dan L-dopa. "
Homosistein dan Diabetes
HCY konsentrasi adalah faktor risiko tinggi untuk kematian pada pasien diabetestipe 2 (non-insulin dependent diabetes) dibandingkan dengan pasiennon-diabetes. Ueland, dkk., Menunjukkan bahwa efek gabungan dari tingkattHcy tinggi meningkatkan risiko kematian total 587 pasien diabetes melitus yangtelah diagnosa dikonfirmasi untuk penyakit arteri koroner. Sepertiditunjukkan pada Gambar 10, para peneliti menyimpulkan bahwa kombinasi HCYtinggi dan diabetes secara eksponensial meningkatkan risiko kematian padapasien diabetes.

Hoogeveen, dkk., Menunjukkan bahwa di antara tipe 2 diabetes dengan matapelajaran tingkat tHcy> 14 umol / L, waktu kelangsungan hidup diperkirakansecara signifikan lebih pendek dari tipe 2 subyek diabetes dengan konsentrasitHcy <14,0 umol / L .
Ketinggian kadar tHcy pada pasien diabetes diyakini terkait dengan tingkatnefropati diabetes, terutama pada pasien diabetes tipe 2 yang sering mengalamimasalah metabolik dan gaya hidup tidak sehat yang mungkin akan menyebabkankonsentrasi tHcy tinggi dibandingkan dengan non-diabetes mata pelajaran.
Homosistein dan Gagal Ginjal
tingkat tHcy sangat meningkat pada pasien gagal ginjal. Ekskresi ginjaldan / atau metabolisme tubular HCY, dan faktor ginjal ekstra, sepertikekurangan vitamin sekunder (misalnya, sehubungan dengan hemodialisis),penyebab genetik dan metabolisme HCY berubah merupakan beberapa alasan.
Dalam sebuah penelitian cross-sectional, Muntner, dkk., Mengukur tingkat tHcyplasma 16.000 pasien dibandingkan dengan laju filtrasi glomerulus mereka(GFR). Setelah standarisasi untuk usia, ras atau etnis, dan seks, GFRekonomis ini ditemukan sangat terkait dengan tingkat yang lebih tinggitHcy. Ketika tingkat rata-rata kelompok pasien tHcy lebih tinggi dari 32,5umol / L, mereka GFR tingkat adalah lebih dari 5 kali lebih rendah darikelompok pasien dengan lebih rendah tingkat tHcy rata-rata (Gambar 12).
Homosistein dan Penyakit Alzheimer
Pencarian untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk penyakit Alzheimertelah intensif. Tiga faktor risiko yang sebelumnya diidentifikasi untukpenyakit ini adalah usia, riwayat keluarga dan adanya suatu sifat genetiktertentu disebut apoE epsilon 4. Baru-baru ini, Dr Sudha Seshadri diBoston University melaporkan bahwa HCY tinggi merupakan faktor risiko untukperkembangan penyakit Alzheimer (N. Eng J. Med, 346:. Februari 14,2002). Dalam studi tersebut, para peneliti, menggunakan data dariFramingham Heart Study, menemukan bahwa 30% orang yang menunjukkan tingkat tHcytertinggi memiliki risiko dua kali terkena penyakit Alzheimer sebagai orangdengan tingkat rata-rata, meskipun bahkan peningkatan ringan muncul untukmenambahkan HCY beberapa dan Penyakit Alzheimer Dalam sebuah penelitiancross-sectional, Muntner, dkk., mengukur tingkat tHcy plasma pada 16.000 pasiendibandingkan dengan laju filtrasi glomerulus mereka (GFR). Setelahstandarisasi untuk usia, ras atau etnis, dan seks, GFR ekonomis ini ditemukansangat terkait dengan tingkat yang lebih tinggi tHcy. Ketika tingkatrata-rata kelompok pasien tHcy lebih tinggi dari 32,5 umol / L, mereka GFRtingkat adalah lebih dari 5 kali lebih rendah dari kelompok pasien dengan lebihrendah tingkat tHcy rata-rata (Gambar 12).Gambar 12 14 Prevalensi HCY meningkatpada pasien dengan risiko penyakit kronis ginjal. Studi menyimpulkan bahwarekening tHcy ditinggikan sekitar 15% dari risiko penduduk dalam mengembangkanpenyakit Alzheimer. Ini berarti bahwa jika tHcy adalah sepenuhnya dihapusdari persamaan, 15% kasus dapat dicegah. Selain itu, disimpulkan sebuahpeningkatan 40% dalam mengembangkan penyakit Alzheimer dikaitkan dengan setiapkenaikan 5 umol / L pada tingkat tHcy.
Meskipun mekanisme yang menghubungkan penyakit HCY dan Alzheimer masih belumdimengerti, adalah mungkin bahwa HCY merupakan racun bagi sel-sel otak, mungkindengan stimulasi yang berlebihan, yang mengakibatkan kerusakan saraf akibatiskemia SSP